Hukum
Pareto diperkenalkan oleh Vilvredo Pareto. Hukum ini disebut juga sebagai Hukum
20/80, atau Hukum Yang Sedikit (Law of the Few) Dimana 20% akan memberi hasil
yang terbesar 80%.
Contoh
a. Semakin banyak Saksi melihat
seseorang sedang ditodong/disiksa/jatuh semakin kecil dia mendapatkan bantuan.
b.Semakin banyak Anggota DPR menerima
uang haram, semakin kecil mereka merasakannya sebagai suatu kesalahan, atau
menyadari bahwa itu sama dengan kejahatan/korupsi.
c.Pembunuhan salah satu artis Indonesia
tahun 80-an diketahui oleh lebih dari 25 tetangga yang saling membicarakan,
namun tidak ada satupun yang mencegah, bahkan melapor polisi.
d.Pembunuhan terhadap seorang remaja
terungkap berkat seorang kuli bangunan, melihat seorang menggali lubang dan
melarikan diri saat disapa.
Pada
tahun 1897 seorang ekonom berkebangsaan Italia, Vilfredo Pareto, sedang
melakukan penelitian tentang pola kekayaan dan pendapatan pada abad 19 di
Inggris. Ia menemukan bahwa sebagian besar pendapatan dan kekayaan hanya
dinikmati oleh kelompok minoritas dalam sampel penelitiannya. Ia juga menemukan
dua fakta penting lainnya yaitu: Pertama, ada hubungan matematis yang konsisten
antara proporsi orang dengan jumlah kekayaannya. Contohnya: jika 20% populasi menikmati 80% kekayaan,
maka dapat diprediksi bahwa 10% penduduk menikmati 65% kekayaan, dan 5% a kan
mendapatkan 50% kekayaan. Hal ini yang disebut oleh Pareto sebagai
predictability unbalanced atau ketidakseimbangan distribusi kekayaan yang dapat
diprediksi.
Prinsip
Pareto dipakai secara luas pada tahun 1950-1990, dipelopori oleh Guru kualitas
kelahiran Rumania Joseph Moses Juran. Ide hebatnya adalah menggunakan prinsip
Pareto bersama dengan metode statistik lain untuk menghilangkan cacat kualitas
dan meningkatkan keandalan. Dalam bukunya Quality Control Handbook yang terbit
pada tahun 1951 menjelaskan bahwa Prinsip Pareto tentang ketidakseimbangan yang
berlaku pada distribusi kekayaan, berlaku pula pada distribusi hilangnya
kualitas. Tidak banyak yang percaya pada teori Juran di AS waktu itu, sampai
dia diundang oleh konsorsium industri
Jepang untuk memaparkan teorinya dan menetap di sana untuk mengubah
nilai dan kualitas produk mereka, itulah awal dari revolusi kualitas secara
global.
Alasan
kenapa kita perlu memahami prinsip Pareto karena prinsip ini bertentangan
dengan intuisi kita, kita cenderung berharap bahwa semua penyebab sama
pentingnya, semua konsumen adalah sederajat! Kita pernah melihat usaha
pemerintah untuk meratakan pendapatan, namun ketidaksetaraan yang dihilangkan
di satu tempat akan muncul di tempat lainnya. Perlu kita pahami hal ini adalah
suatu bentuk kewajaran.
Jadi,
dengan memahami dan memanfaatkan prinsip Pareto dalam kehidupan kita, maka kita
akan berusaha menjadi yang terbaik dalam
sedikit hal, daripada menjadi baik dalam banyak hal dan kita akan berusaha
untuk bekerja lebih sedikit untuk mencapai beberapa tujuan yang paling berharga
daripada mengejar setiap peluang yang ada.