wel

* * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * * Welcome to My Blog * * *

Senin, 10 Juni 2013

Contoh Analisis Video

”Problematika Anak Bangsa”

Setelah saya melihat kedua video  tentang problematika anak bangsa yang menyimpang, video yang pertama yaitu tentang anak jalanan yang sedang melakukan kegiatan buruk yang menyimpang, yaitu kebiasaan buruk Ngelem Anak jalanan. Sedangkan pada video yang kedua yaitu problematika yang mungkin sudah menjadi budaya anak negri kita yaitu Tauran. Saya akan mengomentari tentang kedua video tersebut.      Video pertama tentang kebiasaan buruk Ngelem Anak Jalanan.

Ngelem merupakan kata yang sangat akrab terutama bagi anak yang hidup di jalanan. Jika kita menelusuri lebih jauh lagi, apa sebenarnya yang mendasari anak khususnya anak jalanan hingga memiliki kebiasaan dan menjadi ketergantungan terhadap ngelem, ada beberapa factor. Pertama, ngelem merupakan sebagai pelarian terhadap adanya gangguan karekter pada diri anak, seperti marah, suntuk, kesal dan lain-lain di mana karakter anak mengalami gangguan. Kedua, dengan ngelem membuktikan bahwa anak diterima dalam pergaulan ataupun komunitas. Ketiga, dengan ngelem memungkinkan untuk menghilangkan masalah secara fisik (rasa lapar, kelelahan dan juga rasa sakit terhadap penyakit yang diderita), dan secara psikis (menghilangkan rasa cemas, depresi dan stress menghadapi factor social). Keempat, di samping factor-faktor yang yang tadi, bisa juga dikatakan bahwa ngelem juga merupakan perwujudan dari sifat-sifat penyimpangan dari norma-norma social yang ada.

Jadi, jelaslah bahwa ngelem merupakan suatu masalah yang sangat serius dan harus segera ditanggulangi, karena bisa berakibat buruk bagi kesehatan mereka. Bila anak-anak telah mengkonsumsi barang-barang yang memabukkan tentulah ini merupakan keprihatinan kita bersama. Sebagai orangtua dan sebagai orang yang telah dianggap dewasa, maka kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk turut menjaga dan berupaya keras mencegah pengaruh buruk konsumsi obat-obatan terlarang dan memabukkan di kalangan anak-anak. Pemerintah berkewajiban untuk memberikan perlindungan terhadap anak-anak. Bukankah pada pasal 33 Konvensi Hak Anak, anak berhak dilindungi dari penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang? Apakah ini menunjukkan sebuah sikap ketidakpedulian atau memang ini dianggap bukan sebagai masalah? Selain keluarga sebagai pilar utama yang bertanggungjawab atas si anak, masyarakat juga memiliki peran yang sama. Tapi, sampai sejauh ini peran tersebut belum juga dimainkan oleh sebagian besar masyarakat. Mungkin lebih spesifiknya, kepedulian yang dimunculkan belum ada sama sekali terhadap anak jalanan yang ngelem, minimal dengan ungkapan pecegahan.
2.      Video kedua yaitu maraknya Tauran antar pelajar

Tawuran menjadi potret muram bagi pendidikan di Indonesia. Hal ini semacam hantaman bagi seluruh komponen dunia pendidikan. Lingkungan pendidikan seolah mengemban sebuah kesalahan yang besar. Dengan munculnya kasus tawuran, mulai dari sistem, penerapan berbagai macam peraturan yang memberatkan mulai dikritisi oleh masyarakat, dan apabila masalah ini tidak cepat teratasi maka akan berdampak buruk bagi masa depan bangsa nantinya. Salah satu factor terjadinya tauran adalah krisis moral yang telah melanda remaja, padahal moral adalah modal yang paling penting sebagai tameng bagi seseorang untuk  menjalani kehidupannya.sehingga pencegahan tauran dapat dilakukan secara efektif dengan memberikan pendidikan moral kepada pelajar melalui resposisi pendidikan nilai disekolah.

Tawuran biasanya disebabkan karena masalah pribadi, atau saling ejek antar teman diluar sekolah. Kemudian masalah tersebut disangkutpautkan dengan kelompok atau gengnya, sehingga merasa tidak enak dan tidak mau dianggap rendah. Sehingga anak tersebut menjadi motivasi geng nya untuk tawuran, karena merasa solidaritas dengan temannya. Tanpa berfikir apapun seorang anak yang sedang emosi, langsung meluapkan amarahnya dengan tawuran. Lebih ekstrem lagi siswa yang tawuran itu sambil membawa alat-alat tajam, seperti celurit, parang, sabuk yang bergigi dsb. Siswa tidak berfikir atas nyawanya sendiri, yang ada hanya ingin menyakiti dan menyiksa anak lain yang mereka anggap musuh.

Dalam hal ini tawuran tidak bisa disimpulkan disebabkan oleh sebuah faktor, ada beberapa yang mungkin dapat menyebabkan seorang anak melakukan tawuran. Sekolahpun bukan alasan para siswa terlibat tawuran, toh yang tawuran tidak semua siswa. Tidak lantas pihak sekolah saja yang disalahkan. Mungkin beberapa hal ada kesalahan didalam sistem sekolah tersebut. Pihak sekolah tidak bertindak tegas terhadap anak-anak yang melakukan tawuran diluar, sehingga anak tersebut tidak jera untuk melakukan tawuran.


Tiga lingkungan (keluarga, masyarakat dan pendidikan) memberikan kontribusi penuh terhadap perkembangan dunia anak. Semua memberikan cara dan sudut pandang yang berbeda – beda dalam memberikan pemahaman terhadap sesuatu. Peran ketiga unsur tersebut dalam upaya menanggulangi tawuran sangatlah penting. Dimulai dari ranah keluarga, tempat dimana anak lahir dan bertumbuh. Pemberian pendidikan karakter sejak dini akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi perkembangan anak di masa depan. Hal tersebut akan memberikan filter otomatis dalam diri anak, sehingga bisa menyaring mana yang baik serta mana yang buruk bagi kehidupannya. Selain itu, perlu kita terapkan juga sikap kepedulian untuk saling berbagi.

3 komentar:

  1. Ada ngga cara-cara nganalisis itu gimana?
    Terus ngembangin analisis dari vidio itu bagaimana?

    BalasHapus
  2. Ada ngga cara-cara nganalisis itu gimana?
    Terus ngembangin analisis dari vidio itu bagaimana?

    BalasHapus