BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mempelajari Konsep dasar IPS berisi tentang
konsep, hakikat, dan karakteristik pendidikan IPS SD. Dengan mempelajari materi
Konsep dasar IPS ini, diharapkan dapat menjelaskan konsep-konsep IPS yang
berpengaruh terhadap kehidupan masa kini dan masa yang akan datang secara
kritis dan kreatif. Pembahasan materi ini menerapkan pendekatan antar disiplin
yang mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Adapun media yang
digunakan adalah bahan ajar cetak dan non cetak (web).
Sebagai calon guru SD hendaknya menguasai
materi IPS sebagai program pendidikan. Untuk membantu menguasai materi tersebut
maka dalam Konsep Pendidikan IPS, disajikan pembahasan hal-hal pokok dan
latihan sebagai berikut :
1. konsep
pendidikan IPS
2. hakikat
pendidikan IPS
3. karakteristik pendidikan IPS di SD
B. TUJUAN
Setelah mempelajari materi Konsep Pendidikan
IPS, diharapkan dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian
IPS
2. Sejarah
IPS di Indonesia
3. Rasional
mempelajari IPS di SD
4. Hakikat
pengajaran IPS
5. Tujuan
pembelajaran IPS di SD
6. Karakteristik
pembelajaran IPS di SD
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana pengertian IPS dan konsep
Pendidikan IPS?
2. Bagaimana sejarah perkembangan
IPS di Indonesia?
3. Apakah hakikat pendidikan atau
pengajaran IPS?
4. Apa tujuan dari pembelajaran IPS di
SD?
5. Apa saja Karakteristik pembelajaran
IPS di SD?
BAB II
KONSEP PENDIDIKAN IPS
A. Pengertian IPS
IPS merupakan suatu program pendidikan dan
bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam
nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun
ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council
(SSEC) danNational Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai
“Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS
mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran
seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi,
psikologi, sosiologi, dan sebagainya
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada
banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences),
Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
1. Ilmu Sosial (Sicial Science)
Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu
Sosial (Saidihardjo,1996.h.2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri
disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya
dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.
Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1),
Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai
makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat
dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu
Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia
baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu
Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Studi Sosial (Social Studies).
Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial
bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih
merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang
Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai
berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan
merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.
3. Pengetahuan Sosial (IPS)
Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari
literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah
“Social Studies”. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama
sebuah komite yaitu “Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun
1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga
ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan
ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.
Definisi IPS menurut National Council
for Social Studies (NCSS), mendifisikan IPS sebagai berikut:social studies is
the integrated study of the science and humanities to promote civic competence.
Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, systematic
study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography,
history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and
sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and
natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people
develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good
as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent
world.
Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi
batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner
(Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan
integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi,
antropologibudaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik,
dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4)
bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi,
antropologi, politik.
B. Sejarah
Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Sosial
Bidang studi IPS yang masuk
ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara
asalnya disebut Social Studies. Pertama kali Social Studies
dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby(Inggris) pada tahun
1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri (abad 18), yang
ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
Latar belakang dimasukkannya Social
studies dalam kurikulum sekolah di Amerika Serikat berbeda dengan di
Inggris karena situasi dan kondisi yang menyebabkannya juga berbeda. Penduduk
Amerika Serikat terdiri dari berbagai macam ras diantaranya ras
Indian yang merupakan penduduk asli, ras kulit putih yang datang dari
Eropa dan ras Negro yang didatangkan dari Afrika untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan
negara tersebut.
Pada awalnya penduduk Amerika Serikat yang
multi ras itu tidak menimbulkan masalah. Baru setelah berlangsung perang
saudara antara utara dan selatan atau yang dikenal dengan Perang Budak yang
berlangsung tahun l861-1865 dimana pada saat itu Amerika Serikat siap untuk
menjadi kekuatan dunia, mulai terasa adanya kesulitan, karena
penduduk yang multi ras tersebut merasa sulit untuk menjadi satu
bangsa.
Selain itu juga adanya perbedaan sosial
ekonomi yang sangat tajam. Para pakar kemasyarakatan dan
pendidikan berusaha keras untuk menjadikan penduduk yang multi ras tersebut
menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa Amerika. Salah satu cara yang ditempuh
adalah dengan memasukkan social studies ke dalam kurikulum sekolah di negara
bagian Wisconsin pada tahun 1892. Setelah dilakukan penelitian, maka
pada awal abad 20, sebuah Komisi Nasional dari The National Education
Association memberikan rekomendasi tentang perlunya social studies dimasukkan
ke dalam kurikulum semua sekolah dasar dan sekolah menengah Amerika
Serikat. Adapun wujud social studies ketika lahir merupakan semacam ramuan dari
mata pelajaran sejarah, geografi dan civics.
Di samping sebagai reaksi para pakar Ilmu
Sosial terhadap situasi sosial di Inggris dan Amerika Serikat, pemasukan Social
Studies ke dalam kurikulum sekolah juga dilatarbelakangi oleh keinginan para
pakar pendidikan.Hal ini disebabkan mereka ingin agar setelah meninggalkan
sekolah dasar dan menengah, para siswa: (1) menjadi warga negara yang baik, dalam
arti mengetahui dan menjalankan hak-hak dan kewajibannya; (2) dapat hidup
bermasyarakat secara seimbang, dalam arti memperhatikan kepentingan pribadi dan
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, para siswa tidak perlu harus
menunggu belajar Ilmu-ilmu Sosial di perguruan tinggi, tetapi sebenarnya mereka
sudah mendapat bekal pelajaran IPS di sekolah dasar dan
menengah. Pengembangan Pendidikan IPS SD 1 - 9
Pertimbangan lain dimasukkannya social
studies ke dalam kurikulum sekolah adalah kemampuan siswa sangat menentukan
dalam pemilihan dan pengorganisasian materi IPS. Agar materi pelajaran IPS
lebih menarik dan lebih mudah dicerna oleh siswa sekolah dasar dan menengah,
bahan-bahannya diambil dari kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Bahan
atau materi yang diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta
lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Hal ini akan lebih mudah dipahami
karena mempunyai makna lebih besar bagi para siswa dari pada bahan pengajaran
yang abstrak dan rumit dari Ilmu-ilmu Sosial.
Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS
ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia sangat berbeda
dengan di Inggris dan Amerika Serikat. Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak
terlepas dari situasi kacau, termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai akibat
pemberontakan G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas oleh Pemerintahan Orde
Baru. Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti
Nasional di bidang pendidikan menemukan limamasalah nasional dalam bidang
pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain:
1. Kuantitas, berkenaan dengan perluasan
dan pemerataan kesempatan belajar.
2. Kualitas, menyangkut peningkatan mutu
lulusan
3. Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian
sistem pendidikan dengan kebutuhan pembangunan.
4. Efektifitas sistem
pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.
5. Pembinaan generasi muda dalam rangka
menyiapkan tenaga produktif bagi kepentingan pembangunan nasional.
Pada tahun 2004, pemerintah melakukan
perubahan kurikulum kembali yangn dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Dalam kurikulum SD, IPS berganti nama menjadi Pengetahuan Sosial.
Pengembangan kurikulum Pengetahuan Sosial merespon secara positif berbagai
perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan
keadaan dan kebutuhan setempat.
C. Rasional
Mempelajari IPS.
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat:
1. Mensistematisasikan bahan, informasi, dan
atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi
lebih bermakna.
2. Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai
masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab.
3. Mempertinggi rasa toleransi dan
persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia.
IPS atau disebut Pengetahuan Sosial
pada kurikulum 2004, merupakan satu mata pelajaran yang diberikan sejak SD
dan MI sampai SMP dan MTs. Untuk jenjang SD dan MI Pengetahuan Sosial memuat
materi Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan.
Pada haikatnya, pengetahuan Sosial sebabagi
suatu mata pelajaran yang menjadi wahana dan alat untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
1. Siapa diri saya?
2. Pada masyarakat apa saya berada?
3. Persyaratan-persyaratan apa yang
diperlukan diri saya untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan
bangsa?
4. Apa artinya menjadi anggota
masyarakat bangsa dan dunia?
5. Bagaimanakah kehidupan manusia dan
masyarakat berubah dari waktu ke waktu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab
oleh setiap siswa, dan jawabannya telah dirancang dalam Pengetahuan sosial
secara sistematis dan komprehensip. Dengan demikian, Pengetahuan Sosial
diperlukan bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan proses
menuju kedewasaan.
BAB III
HAKIKAT DAN
TUJUAN PENDIDIKAN IPS
Hakikat
IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial
selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang
ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui
handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi
antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya.
Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh
karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan
menguasai dunia”.
Suatu
tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya
yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut,
dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai,
dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi
terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat
mencermati contoh berikut ini.
• Corak kehidupan masyarakat di tepi
pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan laut yang tenang dan tidak
begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang, sangat menguntungkan
bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan ikan banyak
berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus sinar matahari.
Oleh karena itu mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan.
Hampir semua pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar terletak di
pantai utara Jawa.
• Dataran rendah yang meliputi daerah
pantai sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut merupakan kawasan
yang cadangan airnya cukup, didukung oleh iklimnya yang cocok, merupakan
potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya
Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang
beriklim sejuk, dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem
pertanian yang dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan holtikultura
seperti sayuran, buah-buahan, da tanaman hias.
• Lain dengan daerah pegunungan yang
memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya persediaan air tanah,
mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur
sungai. Hal ini dikarenakanmereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang
relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah
pegunungan.
Aspek pengaturan dan
kebijakan ini termasuk aspek politik. Marilah
kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita
pelajari ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:
1. hubungan sosial: semua hal yang
berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses, faktor-faktor, perkembangan,
dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi
2. ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan manusia, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu
ekonomi
3. psikologi: dibahas dalam ilmu
psikologi
4. budaya: dipelajari dalam ilmu
antropologi
5. sejarah: berhubungan dengan waktu dan
perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah
6. geografi: hubungan ruang dan
tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam
ilmu geografi
7. politik: berhubungan dengan norma,
nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari
dalam ilmu politik
Tujuan Pendidikan IPS
Berdasarkan
pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional, yaitu:
membentuk manusia pembangunan yang
ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan
tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa,
dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang
termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan
dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang
akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan
disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak.
Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan
bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
1. mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi,
geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial
3. membangun komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4. meningkatkan kemampuan bekerja sama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun
global.
Sejalan
dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja.
2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya
serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik
merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa,
yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai
sosial dan sikap, (4) keterampilan (Oemar hamalik. 1992 : 40-41).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu
persatu.
Pengetahuan dan Pemahaman
Salah
satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman
tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.
Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap
belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan
menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga
mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.
Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk
menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan
perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam pengajaran IPS.
Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang
pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan pribadi/tingkah
laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa perkembangan nilai-nilai dan
sikap anak.
Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan
alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah,
keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas
dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan
merumuskan kesimpulan.
Karakteristik
Pendidikan IPS SD
Untuk membahas karakteristik IPS, dapat
dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS
dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
1. Materi
IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara
lain:
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada
dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan
sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia misalnya: mata
pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya
meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari
lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan
kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai
yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e. Anak sebagai sumber materi meliputi
berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
2. Strategi
Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS,
sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun
dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota,
region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The
Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).
Sebutan Masa Sekolah Dasar,
merupakan periode keserasian bersekolah, artinya
anak sudah matang untuk besekolah.
Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut.
1. Anak harus dapat bekerjasama dalam
kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak boleh tergantung pada ibu, ayah atau
anggota keluarga lain yang dikenalnya.
2. Anak memiliki kemampuan
sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari keseluruhannya, dan
dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
3. Secara jasmaniah anak sudah mencapai
bentuk anak sekolah.
Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 :
42-44), anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Anak merespon (menaruh perhatian)
terhadap bermacam-macam aspek dari dunia sekitarnya.Anak secara spontan menaruh
perhatian terhadap kejadian-kejadian-peristiwa, benda-benda yang ada
disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus dan tersebar di sekitar
lingkungnnya.
2. Anak adalah seorang penyelidik, anak
memiliki dorongan untuk menyelidiki dan menemukan sendiri hal-hal yang ingin
mereka ketahui.
3. Anak ingin berbuat, ciri khas anak
adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat
4. Anak mempunyai minat yang kuat
terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang seringkali kurang
penting/bermakna
5. Anak kaya akan imaginasi, dorongan
ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam
pembelajaran IPS sehingga dapat memahami orang-orang di sekitarnya.
Misalnya pula dapat dikembangkan dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan
masalah.
Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada
sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan
kelas-kelas yang terdapat di SD.
1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas
1,2, dan 3)
a. Ada hubungan kuat antara keadaan
jasmani dan prestasi sekolah
b. Suka memuji diri sendiri
c. Apabila tidak dapat menyelesaikan
sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
d. Suka membandingkan dirinya dengan
anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
e. Suka meremehkan orang lain
2. Karakteristik pada Masa
Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
a. Perhatianya tertuju pada kehidupan
praktis sehari-hari
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan
realistis
c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran
khusus
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran
yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
Menurut Jean Piagiet, usia siswa
SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru
harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,
misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus
bervariasi, danyang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi
siswa.
PENUTUP
IPS merupakan bidang
studi baru, karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dikatakan baru
karena cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan
dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran
tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Pendidikan
IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan
lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media
cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya
ditengah-tengah msyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat
memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan
bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam
kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar